Buah dari Taqwa adalah Kebahagiaan di Dua Negeri, Begini Penjelasan Prof Sholihan
nujateng.com – Berikut artikel berdasarkan kajian Prof Sholihan tentang Taisirul Khollaaq – Bab Taqwa (Part 1).
Link video: https://youtu.be/sFLdEhmtS8E
Menurut kitab tersebut, buah dari taqwa adalah kebahagiaan di dua negeri. Berikut penjelasan Prof Sholihan:
Kajian Prof Sholihan dalam kitab Taisirul Khollaaq Bab “Taqwa” menguraikan pengertian, sebab-sebab dan buah taqwa — fondasi akhlak yang tak lekang oleh zaman.
“Menapak Jalan Taqwa: Pengantar Akhlak dari Kitab Taisirul Khollaaq”
Di tengah arus modernitas yang begitu cepat — teknologi, gadget, media sosial — nilai moral sering kali terabaikan.
Maka, kajian klasik tentang akhlak seperti yang dilakukan oleh Prof Sholihan dalam kitab Taisirul Khollaaq menjadi sangat relevan.
Bab “Taqwa” (Part 1) membuka mata kita bahwa taqwa bukan sekadar perasaan takut atau menjaga diri, tapi fondasi akhlak yang kokoh untuk kehidupan dunia dan akhirat.
Dalam kitab Taisirul Khollaaq disebutkan bahwa:
“التّقْوَى هِيَ اِمْتِثَالُ أَوَامِرِ اللّٰهِ عَزَّ وَجَلَّ وَاجْتِنَابُ نَوَاهِيهِ سِرّاً وَعَلانِيَةً”
“Taqwa adalah melakukan perintah Allah Yang Maha Tinggi dan menjauhi larangan-Nya secara rahasia dan terang-terangan.”
Perspektif ini menegaskan bahwa taqwa mencakup dua ranah: amal lahir maupun amal batin, yang terang maupun tersembunyi.
Titik pentingnya: taqwa tidak sempurna tanpa meninggalkan segala keburukan dan menghias diri dengan segala kebajikan.
Kitab ini juga menyebut beberapa sebab seseorang bisa mencapai taqwa. Di antaranya:
Menyadari bahwa dirinya adalah hamba yang lemah, sedangkan Tuhannya adalah Maha Kuat.
Mengingat nikmat Allah yang tak terhitung — sehingga ia tidak mengingkarinya.
Mengingat kematian — seseorang yang sadar bahwa kelak hanya ada Surga atau Neraka akan terdorong melakukan amal saleh.
Buah Taqwa
Menurut kitab tersebut, buah dari taqwa adalah kebahagiaan di dua negeri:
Di dunia: derajat terangkat, nama baik, dicintai orang banyak.
Di akhirat: selamat dari neraka, masuk surga — “Allah berserta orang-orang yang bertakwa dan berbuat baik.” (QS An-Nahl:128)
Analisis & Refleksi
Dari sudut akhlak dan keilmuan agama: Kajian ini menegaskan bahwa taqwa adalah inti dari ilmu akhlak — bukan semata ritual atau penampilan luar. Tanpa pengendalian batin, ritual bisa kosong makna.
Dari perspektif kehidupan modern-teknologi: ketika gadget dan media memungkinkan terang-terangan maupun tersembunyi dalam aktivitas kita, maka tuntutan “menjauhi larangan rahasia dan terang-terangan” menjadi lebih nyata.
Jika seseorang aktif di media sosial, tapi terlibat dalam gossip atau menyebar hoaks—maka ia jauh dari makna taqwa yang sebenar-benarnya.
Refleksi praktis:
Kita bisa mulai dengan menata niat, memperbaiki lingkungan hati, menjaga lisan dan perbuatan — agar taqwa bukan hanya konsep di buku, tapi kenyataan dalam hidup sehari-hari.
Hikmah & Pesan Utama
Taqwa bukan sekadar “takut pada hukuman” atau “patuh ritual”, tetapi keniscayaan untuk memperbaiki batin dan lahir secara simultan.
Sebab-sebab yang disebut kitab memberi kita jalan: menyadari posisi sebagai hamba, mengingat nikmat Allah, mengingat kematian — bahan introspeksi yang konkret.
Buah taqwa mengingatkan bahwa tujuan akhir bukan hanya dunia—namun akhirat. Sehingga keseimbangan dunia-akhirat menjadi bagian dari visi hidup kita.
Kajian Part 1 Bab “Taqwa” dari Taisirul Khollaaq melalui Prof Sholihan membawa kita ke dasar ajaran akhlak Islam yang kokoh.
Di zaman yang serba terbuka ini, tuntutan taqwa lebih relevan daripada sebelumnya. Semoga kita mampu menapaki jalan taqwa, memegang tali yang kuat, dan selamat dunia akhirat. Aamiin.***
