Membongkar Solidaritas Buta dan Menggunakan Nalar Kuhn Melawan Hoax di Era 5.0
3 mins read

Membongkar Solidaritas Buta dan Menggunakan Nalar Kuhn Melawan Hoax di Era 5.0

Revolusi Paradigma Kemanusiaan: Krisis Integritas di Tengah Banjir Informasi

Saatnya Sarjana dan Profesional Mengakhiri Kejahiliyahan Sistem, Mendorong Integritas, dan Membebaskan Peradaban dari Jeratan Hedonisme Digital


Oleh: Agus Ujianto*)

SEMARANG – nujateng.com –
Peradaban hari ini tengah menghadapi musuh yang tak kasat mata: distraksi massal dan erosi kebenaran.

Ironisnya, krisis ini seringkali diperparah bukan oleh kaum awam, melainkan oleh mereka yang seharusnya menjadi garda terdepan integritas: para sarjana, profesor, dan tokoh masyarakat.

Kita menyaksikan fenomena solidaritas profesi buta, di mana otoritas intelektual digunakan untuk menutupi kegagalan masa jabatan, menghalangi akuntabilitas, dan bahkan memanipulasi kebenaran.

Di saat yang sama, masyarakat kian terjerat dalam narasi palsu (hoax) dan gaya hidup konsumtif (hedonisme simpulan) yang didorong oleh platform digital.

Ini adalah anomali besar yang tidak dapat diselesaikan dengan cara berpikir lama.

I. Kejahiliyahan Sistem: Ketika Ilmuwan Menolak Perubahan

Banyak institusi, termasuk yang mengatasnamakan agama sebagai perjuangan, masih terkunci dalam ‘Ilmu Normal’ sistem masa lalu.

Mereka nyaman dengan kerangka kerja yang usang, meskipun sistem tersebut telah menghasilkan:

Stagnasi Birokrasi:
Sistem administrasi yang kaku dan tidak efisien, melanggengkan praktik non-profesional.

Pemuliaan Solidaritas Buta:
Di mana kritik etis terhadap rekan seprofesi dianggap tabu, menjebak para profesional dalam zona aman yang tidak akuntabel.

Keterikatan Paradigma:
Para ilmuwan, karena telah menginvestasikan karir mereka pada sistem yang ada, memilih mempertahankan kejahiliyahan sistem daripada menghadapi ‘anomali’ yang membutuhkan revolusi pemikiran.

II. Nalar Thomas Kuhn sebagai Kunci Reformasi

Untuk keluar dari stagnasi ini, kita perlu belajar dari filosofi Thomas Kuhn tentang Pergeseran Paradigma (Paradigm Shift).

Kuhn mengajarkan bahwa perubahan fundamental tidak terjadi melalui perbaikan kecil (ilmu normal), melainkan melalui krisis total yang memaksa kita mengganti seluruh kerangka berpikir.

Penerapan Kuhn untuk Peradaban:
Mengidentifikasi Anomali:
Kenali hoax, ketidakprofesionalan, dan sistem yang korup sebagai anomali serius yang tidak bisa diatasi dengan perbaikan kosmetik.
Menciptakan Krisis Sehat:
Dorong diskursus kritis yang memaksa para profesional dan birokrat mengakui bahwa paradigma lama (solidaritas buta, sistem kaku) telah gagal total.
Membentuk Paradigma Baru (Society 5.0 Berintegritas):
Paradigma baru ini harus berlandaskan Integritas Profesi, Akuntabilitas Etis, dan Pemahaman Konsep Religi yang sejati—bukan sekadar simbol, melainkan sebagai fondasi etos kerja yang mencerahkan peradaban, bukan merusaknya.

III. Perjuangan Kemanusiaan: Melawan Hedonisme Simpulan dan Hoax

Peradaban yang berkelanjutan di Era Society 5.0 membutuhkan manusia yang sadar kritis.

Pesan Utama:
Jika para profesional dan tokoh masyarakat mengutamakan kebohongan dan kepentingan di atas kebenaran, mereka sendiri menjadi produsen hoax yang paling berbahaya.

Maka, Perjuangan Kemanusiaan Meliputi:
Re-internalisasi Konsep Religi: Memahami esensi religi sebagai dorongan untuk akuntabilitas dan integritas dalam setiap jabatan, melawan godaan hedonisme material dan kekuasaan.

Literasi Kritis Massal:
Masyarakat harus didorong untuk tidak mudah menanggapi isu atau hoax—terutama yang didukung oleh tokoh berintegritas rendah. Literasi kritis adalah imunisasi peradaban.

Jihad Profesi:
Menggantikan solidaritas buta dengan integritas sejati, di mana setiap sarjana, profesor, dan karyawan memiliki keberanian untuk menjadi agen pergeseran paradigma, menantang sistem lama, dan membangun peradaban yang berlandaskan kebenaran.

Waktunya Revolusi Etos Kerja

Kita berada di persimpangan jalan: terus terjerat dalam kejahiliyahan sistem yang diselamatkan oleh solidaritas buta, atau berani melakukan Revolusi Paradigma Kemanusiaan.

Sudah saatnya birokrasi, institusi, dan masyarakat Indonesia mengadopsi nalar Kuhn: mengakui krisis, menantang anomali, dan bersama-sama menciptakan kerangka berpikir dan sistem kerja baru yang berlandaskan integritas, akuntabilitas, dan ilmu yang membebaskan.***
#ThomasKuhn #ReformasiBirokrasi #IntegritasProfesional #LawanHoax #ParadigmShift #Society50

*)Agus Ujianto adalah Ketua Umum PP Predigti dan Ketua Umum PP IKA Unissula Semarang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *