Jangan Bangun Rumah Sebelum Kenal Tetangga! Begini Adab Bertetangga yang Benar Menurut Islam
NUJATENG.COM – Dalam Islam, bertetangga bukan sekadar tinggal berdekatan secara fisik, melainkan bagian dari ibadah sosial yang menunjukkan kematangan iman seseorang. Rasulullah SAW menegaskan bahwa iman seorang muslim belum sempurna jika tetangganya tidak merasa aman dari perbuatannya.
Artinya, hubungan baik dengan tetangga bukan pilihan, melainkan kewajiban moral dan spiritual. Sebab, tatanan masyarakat yang harmonis bermula dari rumah-rumah yang warganya saling menghormati, peduli, dan menjaga satu sama lain.
Tetangga, Cermin Tatanan Sosial Islami
Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial. Setelah keluarga, tetangga adalah lingkar sosial terdekat yang membentuk karakter masyarakat. Allah SWT secara tegas menyebutkan pentingnya berbuat baik kepada tetangga dalam Surah An-Nisa’ ayat 36, di mana perintah itu datang setelah anjuran berbakti kepada orang tua dan kerabat.
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya posisi tetangga dalam kehidupan seorang muslim.
Menurut tafsir Imam Zaid yang dikutip oleh Abdullah bin Wahab dalam Tafsirul Qur’an minal Jami’, tetangga terbagi menjadi dua:
-
Tetangga dekat, yaitu yang masih memiliki hubungan kekerabatan.
-
Tetangga jauh, yang tidak memiliki hubungan darah, namun tinggal berdekatan.
Keduanya memiliki hak yang sama untuk dihormati dan diperlakukan dengan baik, meski tetangga dekat mendapatkan keutamaan ganda karena faktor kekeluargaan.
Akhlak Bertetangga Menurut Rasulullah SAW
Rasulullah SAW adalah teladan utama dalam urusan sosial. Beliau bersabda:
“Jibril terus berpesan kepadaku agar berbuat baik kepada tetangga, hingga aku menyangka bahwa mereka akan menjadi ahli waris.”
(HR. Al-Bukhari)
Hadis ini menegaskan betapa seriusnya Islam memandang etika bertetangga. Dalam konteks modern, pesan ini tetap relevan bahwa kesalehan pribadi tidak akan sempurna tanpa kesalehan sosial.
Seorang muslim sejati bukan hanya dikenal karena ibadahnya, tetapi juga karena kehadirannya membawa ketenangan dan manfaat bagi tetangganya.
Dua Prinsip Emas dalam Bertetangga
1. Berbagi Tak Harus Menunggu Kaya
Islam mengajarkan bahwa berbagi tidak harus menunggu berlimpah harta.
Rasulullah SAW bersabda:
“Wahai para wanita muslimah, janganlah meremehkan pemberian tetangga walau hanya sepotong kuku kambing.”
(HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Pesan ini menggambarkan bahwa kebersamaan sosial dimulai dari hal kecil. Sebuah kampung akan lebih damai ketika warganya saling peduli berbagi makanan, membantu saat kesulitan, atau sekadar menyapa dengan senyum tulus.
Lingkungan sederhana yang dihuni oleh orang-orang yang saling peduli akan jauh lebih tenteram daripada perumahan mewah yang penuh tembok tinggi dan hati yang dingin.
2. Jangan Ganggu Kenyamanan Tetangga
Kenyamanan hidup berdampingan adalah hak setiap orang. Rasulullah SAW memperingatkan:
“Demi Allah, tidak sempurna imannya seseorang yang tetangganya tidak merasa aman dari kejahatannya.”
(HR. Al-Bukhari)
Gangguan terhadap tetangga bukan hanya pelanggaran sosial, tetapi juga indikasi lemahnya iman. Gangguan bisa berupa suara bising, sampah sembarangan, gosip, atau sikap iri dengki. Maka, seorang muslim yang baik harus menjaga lingkungannya agar tetangganya merasa aman, nyaman, dan dihormati.
Makna Sosial: “Al-Jāru Qabla Ad-Dār”
Ungkapan Arab terkenal “al-jāru qabla ad-dār” berarti “lihatlah siapa tetanggamu sebelum membangun rumah.”
Peribahasa ini bukan sekadar nasihat klasik, tetapi filosofi sosial Islam yang mengajarkan pentingnya memilih lingkungan yang baik sebelum membangun tempat tinggal.
Rumah megah tak akan membawa kebahagiaan jika dikelilingi permusuhan. Sebaliknya, rumah sederhana di tengah tetangga yang saling peduli akan terasa seperti surga kecil di dunia.
Islam tidak hanya mengajarkan hubungan vertikal kepada Allah SWT, tetapi juga hubungan horizontal antar-manusia. Karena itu, bertetangga dengan baik adalah bagian dari keimanan dan ibadah sosial.
Bangun Jembatan, Bukan Tembok
Sebelum membangun tembok tinggi di sekitar rumah, bangunlah jembatan silaturahmi dengan tetangga. Sebab, mungkin suatu hari, doa dan pertolongan merekalah yang menjadi penolong kita saat kesulitan datang.
Bertetangga dengan baik bukan hanya membuat hidup tenteram, tetapi juga mengundang keberkahan dari Allah SWT. Lingkungan yang harmonis akan melahirkan masyarakat yang kuat, damai, dan saling melindungi sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya.***
Disclaimer: Artikel ini sudah terbit di portalpekalongan.com dengan judul: “Jangan Bangun Rumah Sebelum Kenal Tetangga! Begini Cara Bertetangga yang Benar Menurut Islam”
