Doa Adalah Puncak Kasih Sayang: Gus Baha Ingatkan, Jangan Egois Saat Berdoa di Malam Tahajud
3 mins read

Doa Adalah Puncak Kasih Sayang: Gus Baha Ingatkan, Jangan Egois Saat Berdoa di Malam Tahajud

NUJATENG.COM – Berdoa adalah bentuk komunikasi spiritual antara hamba dan Sang Pencipta. Dalam Islam, doa bukan hanya sekadar permohonan pribadi, tetapi juga menjadi simbol kasih sayang antar sesama manusia. Hal ini disampaikan oleh KH. Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang akrab dikenal Gus Baha, dalam salah satu kajiannya yang disiarkan melalui kanal YouTube @takmiralmukmin.

Dalam ceramah tersebut, Gus Baha menegaskan bahwa doa adalah puncak tertinggi dari kasih sayang. Menurutnya, seseorang yang berdoa untuk orang lain sebenarnya sedang menunjukkan bentuk cinta yang paling tulus. Ia bahkan mengaku bahwa setiap kali menunaikan shalat tahajud, dirinya selalu memanjatkan doa bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk seluruh umat Nabi Muhammad SAW.

“Kulo nek tahajud, puncake tahajud donga niki sing tak waca, namung donga niki tok,” tutur Gus Baha dalam tayangannya.

Isi Doa yang Dibaca Gus Baha Saat Tahajud

Dalam momen tahajud yang sunyi dan penuh kekhusyukan itu, Gus Baha mengamalkan satu doa yang maknanya begitu mendalam.
Doa tersebut berbunyi:

“Ya Allah, sayangilah umat Muhammad. Ya Allah ampunilah (dosa) umat Muhammad. Ya Allah, perbaikilah (semua urusan) umat Muhammad.”

Doa sederhana ini mencakup tiga inti ajaran Islam kasih sayang, ampunan, dan kebaikan. Artinya, ketika seseorang memanjatkan doa ini, ia sebenarnya sedang memohon agar seluruh umat Nabi Muhammad SAW mendapatkan perlindungan dan keberkahan dari Allah SWT.

Menurut Gus Baha, doa seperti ini menggambarkan kepedulian mendalam terhadap sesama. Doa tidak boleh hanya berfokus pada diri sendiri, karena bisa jadi, justru doa yang kita panjatkan untuk orang lainlah yang menjadi jalan dikabulkannya permohonan kita.

Jangan Egois Saat Berdoa

Gus Baha menegaskan bahwa doa yang egois dapat mengkerdilkan makna spiritual seorang muslim. Ia mengingatkan agar umat Islam memperluas niat saat berdoa tidak hanya memohon keselamatan dan rezeki pribadi, tetapi juga untuk keluarga, tetangga, bahkan seluruh umat manusia.

“Kita tidak pernah tahu, mungkin doa kita yang sederhana itu menjadi sebab terkabulnya permohonan orang lain,” ujar Gus Baha.

Terlebih, waktu tahajud dikenal sebagai salah satu waktu paling mustajab untuk berdoa. Saat kebanyakan manusia sedang terlelap, pintu langit terbuka lebar dan doa-doa yang tulus memiliki peluang besar untuk diijabah.

Berdoa Tidak Harus Rumit, Asal Tulus dan Ikhlas

Gus Baha juga menegaskan bahwa doa tidak perlu panjang atau rumit. Yang terpenting adalah ketulusan hati, keikhlasan niat, serta kesungguhan dalam berdoa. Sebab, bukan panjangnya doa yang membuatnya terkabul, melainkan hati yang bersih dan niat yang benar.

Meneladani doa yang dibaca Gus Baha, kita diajak untuk mengubah cara pandang terhadap ibadah doa. Bahwa doa bukan sekadar meminta, tetapi juga memberi memberi kasih sayang, kepedulian, dan keberkahan kepada sesama.

Dengan membiasakan diri berdoa untuk orang lain, umat Islam diajak untuk memperkuat ikatan sosial dan spiritual di tengah masyarakat. Karena pada hakikatnya, kesejahteraan bersama dimulai dari doa yang tulus dari hati setiap individu.

Doa Sederhana, Rahmat yang Luas

Doa yang dipanjatkan di malam sunyi seperti tahajud menjadi momentum terbaik untuk menghadirkan rahmat Allah SWT. Seperti yang diajarkan oleh Gus Baha, cukup dengan doa yang sederhana namun penuh kasih sayang, kita dapat menebarkan kebaikan untuk seluruh umat.

Semoga teladan dari Gus Baha ini mampu menginspirasi kita semua untuk terus berdoa bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk kesejahteraan dan kedamaian dunia.***

Disclaimer: Artikel ini sudah terbit di portalpekalongan.com dengan judul: Doa Sebagai Puncak Tertinggi Kasih Sayang, Gus Baha Ingatkan agar Tidak Egois Saat Berdoa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *