Oleh-Oleh dari Haul KH. Ali Maksum Krapyak ke-37: Keteladanan Sang Ulama Langka
3 mins read

Oleh-Oleh dari Haul KH. Ali Maksum Krapyak ke-37: Keteladanan Sang Ulama Langka

YOGYAKARTA, nujateng.com — Peringatan Haul ke-37 KH. Ali Maksum di Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta, berlangsung khidmat dan penuh makna. Ribuan santri, alumni, dan jamaah dari berbagai daerah datang untuk mengenang sosok ulama besar yang keteladanannya terus menjadi inspirasi lintas generasi.
KH. Ali Maksum bukan sekadar ulama besar, tetapi juga teladan langka dalam ilmu, keberanian, dan ketajaman berpikir.


  1. Kamus Arab yang Berjalan

Dalam dunia pesantren, KH. Ali Maksum dikenal sebagai “Munjid berjalan”, mengibaratkan beliau seperti kamus Arab hidup. Beliau menguasai seluruh kosa kata bahasa Arab dengan sangat detail — tidak hanya makna dasar, tetapi juga konteks dan akar katanya. Kemampuan ini membuat para santri kagum dan menjadikannya rujukan utama dalam memahami literatur klasik.


  1. Dikenal Gus Dur Sebagai Ahli Bahasa Arab Sejati

Presiden ke-4 RI, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), pernah bersaksi,

“Kiai Ali itu bahasa Arabnya sudah sangat bagus, bahkan sebelum beliau belajar di Mekkah.”
Kesaksian ini menunjukkan bahwa keilmuan beliau tidak hanya hasil dari pendidikan formal, tetapi juga karunia Allah atas ketekunan dan keluasan ilmunya.


  1. Berwawasan Luas dan Terbuka

KH. Ali Maksum dikenal memiliki pandangan keilmuan yang sangat luas. Di pesantrennya, beliau tidak membatasi kitab pada satu mazhab, bahkan kitab-kitab yang sering dianggap “kontroversial” di dunia pesantren juga beliau pelajari dan ajarkan kepada santri.
Beberapa di antaranya ialah Fatawa Ibn Taimiyah dan Al-‘Aqaid karya Hasan Al-Banna. Bagi beliau, kebenaran harus dicari dari sumbernya, bukan dihakimi dari prasangka.


  1. Ulama yang Berani Menegakkan Kebenaran

Keberanian beliau dalam menegakkan kebenaran terekam dalam sejarah.
Pada tahun 1973, KH. Ali Maksum berani menentang rezim Orde Baru yang hendak mengesahkan RUU Perkawinan yang dianggap banyak bertentangan dengan ajaran Islam.
Beliau mengirim surat kepada para kiai besar di seluruh Indonesia untuk bersama-sama menolak kebijakan itu.

Tak berhenti di situ, beliau juga menolak rencana Konferensi Dewan Gereja Dunia yang akan menghadirkan Paus ke Indonesia. Surat protes beliau kepada Presiden Soeharto akhirnya membuat acara itu dibatalkan.
Bahkan, beliau pernah menegur Menteri Agama Mukti Ali melalui surat resmi karena mengadakan doa bersama lintas agama yang dianggap kurang tepat menurut syariat.


  1. Rendah Hati Meski Jadi Rais ‘Aam

Setelah KH. Bisri Sansuri wafat, beliau didaulat menjadi Rais ‘Aam PBNU. Dengan penuh kerendahan hati, beliau awalnya menolak, namun akhirnya menerima dengan satu syarat: hanya satu periode.
Menjelang muktamar berikutnya, beliau bahkan bernazar: jika tidak terpilih kembali, akan membagikan uang kepada masyarakat.
Ketika keinginannya terkabul, beliau benar-benar menepati nazarnya — membagikan uang satu tas besar kepada masyarakat sebagai wujud syukur dan keikhlasan.


  1. Tajam dalam Menilai Zaman

Kejelian beliau dalam membaca situasi zaman juga luar biasa. Saat semangat revolusi Iran bergema di Indonesia, banyak kalangan muda memasang foto pemimpin Iran, Khamenei.
Namun KH. Ali Maksum dengan tenang berkata kepada para santri:

“Santri dilarang pasang foto Khamenei di kamar. Tapi kalau mau pasang foto Rhoma Irama, silakan.”
Pesan itu sederhana namun dalam: agar semangat perjuangan Islam tidak terjebak pada simbol, tetapi harus tetap pada substansi dan keseimbangan.


Doa dan Teladan

Haul KH. Ali Maksum menjadi pengingat akan pentingnya keseimbangan antara keilmuan, keberanian, dan keikhlasan.
Beliau adalah sosok ulama sejati — berilmu tinggi, berpikiran terbuka, berani menegakkan kebenaran, namun tetap rendah hati dan penuh kasih.

رَحِمَهُ اللهُ رَحْمَةً وَاسِعَةً، وَأَدْخَلَهُ اللهُ فِي فَسِيْحِ جَنَّاتِهِ، وَنَفَعَنَا اللهُ بِعُلُوْمِهِ فِي الدَّارَيْنِ. آمِيْن.
Semoga Allah melimpahkan rahmat yang luas kepada beliau, menempatkannya di surga yang lapang, dan memberi keberkahan dari ilmunya bagi kita semua. Āmīn.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *