Mengkampanyekan Konsep Nutrinomic untuk Kesehatan Masa Depan secara Mandiri
3 mins read

Mengkampanyekan Konsep Nutrinomic untuk Kesehatan Masa Depan secara Mandiri

Oleh: Agus Ujianto*)

nujateng.com –
Konsep nutrinomik — yang berfokus pada hubungan antara nutrisi, gen, dan kesehatan individu — untuk meningkatkan metabolisme di lambung, usus kecil, usus besar, dan hati mencakup pemilihan makanan yang mendukung fungsi spesifik masing-masing organ tersebut, terutama yang kaya serat, probiotik, antioksidan, dan nutrisi esensial lainnya.

Berikut adalah rangkuman nutrinomik makanan yang baik untuk metabolisme organ-organ tersebut:


1. Untuk Lambung (Pencernaan dan Perlindungan)

Lambung membutuhkan makanan yang tidak memicu produksi asam berlebihan dan mudah dicerna.

* Oatmeal/Gandum Utuh: Kaya serat larut (beta-glukan) yang membantu menyerap kelebihan asam lambung dan memberikan rasa kenyang lebih lama, mengurangi risiko makan berlebihan yang dapat meningkatkan tekanan pada sfingter esofagus bawah.

* Pisang dan Melon: Buah non-sitrus yang bersifat basa (alkali) dan dapat membantu menetralkan asam lambung. Pisang juga kaya serat.

* Sayuran Rendah Lemak: Seperti brokoli, kembang kol, sayuran berdaun hijau, dan kentang. Rendah lemak dan gula sehingga tidak memicu peningkatan asam lambung dan dicerna lebih cepat.

* Jahe: Memiliki sifat anti-inflamasi dan dapat membantu meredakan mual serta mengurangi gas berlebih, membantu merelaksasi otot saluran cern.

2. Untuk Usus Kecil dan Usus Besar (Penyerapan, Mikrobiota, dan Pergerakan Usus)
Usus membutuhkan serat untuk pergerakan yang teratur, dan probiotik/prebiotik untuk menjaga keseimbangan mikrobiota usus yang berperan penting dalam pencernaan akhir dan kesehatan imun.

* Makanan Kaya Serat: Seperti gandum utuh, biji-bijian (chia seed, flaxseed), apel (dengan kulit), dan pepaya.

* Serat larut (pada apel, oat) melunak fasa dan mengatur tingkat penyerapan.

* Serat tak larut (pada sayuran) menambah volume tinja, memperlancar pergerakan usus (peristalsis) dan mencegah sembelit.

* Makanan Fermentasi (Probiotik): Yogurt dengan label “live and active cultures,” kefir, dan makanan fermentasi lainnya. Mengandung probiotik (bakteri baik) yang menjaga keseimbangan flora usus, membantu memecah makanan, dan mengurangi gejala seperti kembung atau diare.

* Pepaya: Mengandung enzim papain yang membantu memecah protein, meringankan beban kerja usus kecil.

* Kacang-kacangan dan Lentil: Sumber serat, protein, dan zat besi yang baik, membantu meningkatkan keteraturan gerak usus.

3. Untuk Hati (Detoksifikasi dan Metabolisme Lemak)

Hati adalah pusat metabolisme. Makanan yang baik mendukung fungsinya dalam detoksifikasi, memetabolisme lemak, dan melawan peradangan.

* Makanan Kaya Antioksidan:

* Buah Beri (Bluberi, Cranberry): Kaya polifenol yang melindungi sel hati dari kerusakan akibat radikal bebas.

* Kopi dan Teh Hijau: Mengandung antioksidan dan senyawa yang telah dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit hati dan peningkatan fungsi enzim hati.

* Sayuran Hijau Gelap (Bayam, Kale, Brokoli): Kaya vitamin, mineral, dan antioksidan yang mendukung proses detoksifikasi hati.

* Sumber Lemak Sehat: Ikan berlemak (salmon, makarel) yang kaya asam lemak omega-3. Omega-3 membantu mengurangi peradangan dan penumpukan lemak di hati (penyakit hati berlemak non-alkoholik/NAFLD).

* Protein Tanpa Lemak: Ikan, telur, daging tanpa lemak, kacang-kacangan. Protein diperlukan untuk perbaikan sel hati, namun harus dipilih yang rendah lemak jenuh.

* Oatmeal: Selain baik untuk lambung, beta-glukan pada oat juga dipercaya dapat membantu mengurangi jumlah lemak yang tersimpan di hati.

* Bawang Putih: Mengandung senyawa yang dapat membantu mengurangi kadar lemak dan berat badan, faktor risiko utama NAFLD.

Prinsip Nutrinomik Umum untuk Metabolisme Optimal
Secara keseluruhan, untuk mendukung seluruh sistem metabolisme pencernaan dan hati, fokuslah pada makronutrien dan mikronutrien berikut:

* Serat Tinggi: Sangat penting untuk kesehatan usus dan mengatur penyerapan. Sumber: gandum utuh, sayuran, buah.

* Protein Tanpa Lemak: Mendukung massa otot (pusat metabolisme kalori) dan perbaikan sel tanpa membebani hati dan pencernaan.

* Lemak Sehat (Omega-3): Penting untuk fungsi hati dan mengurangi peradangan sistemik.

* Hidrasi: Minum cukup air membantu semua proses pencernaan, penyerapan, dan detoksifikasi hati.

* Batasi Gula, Garam, dan Lemak Jenuh/Trans: Zat-zat ini membebani hati (risiko perlemakan hati) dan dapat merusak mikrobiota usus.

* Vitamin B Kompleks: Ditemukan dalam ikan, telur, dan sayuran hijau. Berperan sebagai ko-faktor dalam banyak jalur metabolisme energi di seluruh tubuh.***

*)Agus Ujianto, Praktisi Biomedis dan Dirut RSI Sultan Agung Semarang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *