Oleh: Dr. KH. Rofiq Mahfudz, M.Si
(Wakil Sekretaris PWNU Jawa Tengah, Pengasuh Pondok Pesantren Ar-Rois Cendekia Semarang)
Nujateng.com – Para ilmuan, dokter dan filsuf di masa abad pertengahan sepakat bahwa puasa merupakan salah satu cara paling efektif untuk membersihkan tubuh (secara fisik) dan kejiwaan dari penyakit apapun. Ibnu Sina, salah satu pemikir Islam selalu menyarankan para tamu yang berkonsultasi kepadanya untuk menjalankan puasa 10 hari setiap bulan. Anjuran ini dihasilkan dari penelitian yang menghasilkan penemuan bahwa puasa bisa menyembuhkan berbagai penyakit.
Dalam sebuah Jurnal disebutkan bahwa Dr. Alan Cott penulis buku berjudul Fasting as a Way of Life di dalamnya ia bercerita bahwa ada seorang pasiennya yang mengalami gangguan mental yang cukup parah dapat disembuhkan setelah berpuasa selama 30 hari. Eksperimen ini dilakukan dan menuai hasil yang sangat memuaskan. Sebelumnya berbagai cara terapi dilakukan, namun tidak dapat disembuhkan kecuali setelah berpuasa.
Berdasarkan pengalaman tersebut, akhirnya Allan Cott berkesimpulan bahwa puasa adalah terapi penyembuhan yang efektif. Ia juga menyembuhkan pasien yang memiliki kecemasan, susah tidur, merasa rendah diri dan penyakit gangguan mental lainnya seperti insomnia, depresi, dan hipertensi dapat disembuhkan dengan berpuasa.
Semua penjelasan ini pada dasarnya adalah ilmu yang bersumber dari Al-Quran yang diturunkan oleh Allah sebagai petunjuk dalam semua aspek kehidupan. Al-Quran melalui beberapa ayatnya mengajarkan kita untuk berfikir kreatif dan inovatif.
Al-Quran menjelaskan, bahwa puasa dapat menyembuhkan segala penyakit termasuk gangguan mental. Praktek ajaran-ajaran Islam tanpa kita sadari menjadi sebuah temuan yang sangat bermanfaat untuk kehidupan manusia di bumi. Islam menjawab segala persoalan yang terjadi dalam diri manusia.
Allah SWT secara tidak langsung mengajarkan kita untuk menjalani hidup dengan berimbang dan saling menyempurnakan agar sama-sama mengetahui rasanya penderitaan, kesenangan dan mengontrol keduanya. Pada intinya, agama mengajarkan kita bahwa kehidupan yang sebenarnya adalah menerima kenyataan hidup yang sudah diatur oleh Allah SWT.