Semarang, nujateng.com – Pengurus Nahdlatul Ulama di semua tingkatan harus tetap menjaga komitmen terhadap program kerja agar tetap terlaksana meski sedang berada di tengah tahapan pesta demokrasi 2020. Hal tersebut disampaikan oleh Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, KH Ubaidullah Shodaqoh.
“Tidak lama lagi, sebanyak 21 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah akan mengadakan pesta demokrasi berupa Pilkada. Kami berharap, semua pimpinan NU terus menjaga jam’iyah NU agar terhindar dari pertarungan politik pratis pada pesta demokrasi tersebut,” tuturnya Rabu (2/9) sebagaimana yang dimuat di NU online.
Menurut kiai yang akrab dipanggil ‘Kiai Ubed’ ini menjelaskan, pada pesta demokrasi tersebut akan terjadi mobilisasi warga nahdliyin untuk mendulang suara di kontestasi pemilihan kepala daerah. Menurutnya, hal tersebut menjadi lahan bagi pimpinan NU yang ada di tingkatan cabang, MWC dan juga ranting dalam menjaha kekompakan warga Nahdliyyin.
Di hadapan peserta rapat koordinasi dan konsolidasi program kerja PWNU Jawa Tengah bersama PCNU se-Karisedenan Semarang yang bertemoat di Kantor PCNU Kota Semarang, Kiai Ubed, menambahkan, di tengah pertarungan pilkada nanti pasti akan ada perbedaan pilihan baik sesama warga ataupun pimpinan NU. Menurut beliau, hal demikian harus ditangani dengan kepala dingin serta perbedaan yang ada tidak perlu ditarik ke ranah NU.
“Hal tersebut perlu dilakukan guna mempertahankan kekompakan di tubuh NU dengan maksud program kerja yang diamanatkan nadhliyin ketika konferensi dapat terlaksana dengan baik dan tidak terganggu dengan silang sengkarut Pilkada yang ada,” jelas Kiai Ubed.
Baginya, berbeda pilihan dalam pilkada adalah kepastian yang tidak perlu dihindari. Jangan sampai suara warga NU dikonsentrasikan pada salah satu kontestan dengan cara pemaksaan.
“Kita perlu belajar dari pengalaman yang telah ada. siapapun kepala daerahnya, baik NU ataupun bukan, jika warga nahdliyin solid maka, (yang terpilih) tidak akan berpengaruh kepada NU. Dan kunci utama eksis atau tidak Nahdlatul Ulama itu bergantung dari tingkat solidaritas yang ada di internal NU sendiri, bukan dari eksternal,” paparnya.
Di akhir pengarahannya, Kiai Ubed menuturkan, bermula dari rakor ini, kita semua berharap dapat meningkatkan semangan Nahdliyin guna menjalankan roda keorganisasian serta menjalankan program kerja, sehingga pilkada tidak mengganggu organisasi.
Menanggapi apa yang disampaikan oleh Rais PWNU, Ketua PWNU Jawa Tengah, Muhammad Muzamil mejelaskan, peringatan dari Kiai Ubed baiknya dijadikan pegangan untuk saling mengingatkan tentang urgensi komitmen dalam menjalankan organisasi utamanya bagi pimpinan NU di Jawa Tengah terkhusus lagi bagi daerah yang akan dilaksanakan pilkada.
“Kita semua sudah terbiasa mengikuti pilkada atau pesta demokrasi. Jangan sampai perbedaan pilihan menjadi sebab semua warga NU tidak kompak. Bila kita pegang niat awal kenapa ber-NU sudah barang pasti tidak sulit melaksanakan wejangan Rais Syuriyah kita,” tutupnya. [SRC: NU Online/Ed:011]