
Pekalongan, nujateng.com – Mantan Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan bahwa para ulama memiliki andil dan peran yang besar dalam menjaga keutuhan NKRI. Penegasan ini beliau sampaikan pada acara Silaturrohim Ulama, TNI dan POLRI yang digelar Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyyah (JATMAN) di Pendopo Kabupaten Pekalongan Sabtu (23/12)
Gatot Nurmantyo yang sebentar lagi memasuki masa pensiun ini mengungkapkan bahwa kalau kita flashback atau melihat kilas balik sejarah perjuangan kemerdekaan akan didapati fakta bahwa NKRI ini berdiri adalah berkat jasa dan pengorbanan para ulama.
Gatot menambahkan di era perjuangan kemerdekaan TNI (TKR waktu itu) bersama para ulama dan santri bahu-membahu untuk mengusir penjajah. Meletusnya perang 10 November di Surabaya tidak terlepas dari peran alim ulama.
“Tidak hanya para kyai dari Surabaya saja tapi dari berbagai daerah. Dari Jawa Barat misalnya ada Kyai Abbas Buntet Cirebon. Sebelum ke Surabaya mereka, para kyai ini bermusyawarah di Rembang. Jadi munculnya Resolusi Jihad oleh Hadrotusy Syaikh KH. Hasyim Asy’ari membangkitkan semangat berjuang para kyai dan santri,” tambahnya.
Dia mengeaskan yang berhasil mengebom Jenderal Mallaby hingga tewas bukanlah tentara tetapi santri. Yang merobek bendera Belanda di hotel Majapahit juga bukan tentara tapi juga santri. Fakta-fakta sejarah ini membuktikan bahwa para ulama betul-betul berperan besar memperjuangkan negara tercinta ini.
“Bangsa Indonesia memang memiliki gen sifat pemberani dan jiwa ksatria. Kalau ditelusuri hampir di setiap suku memiliki senjata tradisional. Di Jawa ada keris, di Sunda ada kujang dan di Aceh ada rencong. Selain itu setiap daerah juga memiliki tarian perang,” ungkap Gatot.
“Ini menunjukkan kesiapsiagaan untuk perang jika jati dirinya diusik. Yang menarik di setiap Kabupaten di Indonesia pasti ada makam pahlawan. Di luar negeri nggak ada yang seperti ini,” tambahnya.
Gatot memaparkan bahwa sistem kebangsaan kita dengan Pancasila sebagai dasar negara adalah final, tak perlu diotak-atik lagi. Sistem ini didesain oleh para ulama juga. Kalau kita lihat siapa saja yang duduk di BPUPKI sebagian besar adalah para ulama dan kyai.
Tak lupa Gatot juga menyampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada para ulama yang telah turut menjaga keharmonisan kehidupan di masyarakat.
Sementara itu, Bupati Pekalongan H. Asip Kholbihi, SH, M.Si menyambut baik terselenggaranya Silaturrohim Nasional, Ulama, TNI & POLRI ini sebagai rangkaian Maulid Kanzus Sholawat dan pra-mu’tamar JATMAN. Keberadaan Maulid Kanzus dengan rangkaiannya menjadikan Pekalongan layak disebut Kota Maulid dan ini membawa keberkahan bagi Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Pekalongan.
Sementara itu Maulana Habib Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya selaku Rais Am JATMAN dalam tausyiyahnya menegaskan bahwa kekuatan ulama, TNI dan POLRI tidak bisa dipisahkan sebagai penjaga keutuhan NKRI.
Sebagai generasi penerus semestinya kita mempelajari sejarah dengan baik dan berterima kasih atas jasa para ulama dan pahlawan. Tanyakan pada diri kita apa yang sudah kita berikan kepada bangsa dan negara jangan malah mengkritisi para ulama dan pahlawan terdahulu yang telah jelas jasanya untuk bangsa dan negara. [Syaikhul Alim/009]