Gus Yusuf: NU Perlu Menggelorakan Jihad Kewirausahaan

0
3303
KH. Yusuf Chudlori

MAGELANG, nujateng.com -Pengasuh Pondok Pesantren Arama Perguruan Islam (API) Tegalrejo Magelang Jawa Tengah, KH. Yusuf Chudlori berpendapat, kaum muda Nahdliyin harus mau membangun kekuatan ekonomi melalui basis kewirausahaan. Sebab, jika tidak kuat dalam urusan ekonomi, banyak urusan apapun bisa sulit.

“Selama ini kita mendudukkan masalah ekonomi sebagai problem utama karena standar penghasilan masyarakat kita, terutama yang di kawasan pedesaan, dan itu banyak dihuni warga Nahdliyin, memang tergolong rendah,” ujarnya kepada NU Jateng, kemarin.

Pendiri Pesantren Entrepreneur di Tempuran Magelang itu melihat bahwa, sejalan dengan demografi warga yang semakin padat, akses ekonomi yang semakin kompetitif, tak ada alasan menunda-nunda pengetahuan dan praktik berekonomi. Menurutnya, pada Muktamar 2015 di Jombang nanti, Nahdlatul Ulama harus serius menyerukan jihad ekonomi.

“Kewirausahaan itu sebaiknya didudukkan sebagai jihad karena memang harus ada kesungguhan dalam ilmu dan pengalaman. Jihad adalah semangat sungguh-sungguh, dan makna substantif lebih luasnya juga sebagai upaya memerangi kefakiran, kebodohan, keterbelakangan dan seterusnya,” terangnya.

Dalam pandangan Gus Yusuf, negara harus juga memperhatikan kewirausahaan. Pendidikan dan ketrampilan bekerja harus digalakkan. Gus Yusuf berpesan kepada pemerintah agar lebih serius dalam memetakan kebutuhan pelatihan-pelatihan kewirausahaan. Ia berharap jangan sampai program-program hanya berjalan untuk pelatihan itu sendiri karena tujuan pelatihan adalah memberikan dampak pada kehidupan sehari-hari.

“Banyak program pelatihan di masa lalu yang tidak sesuai kebutuhan masyarakat, atau biasanya pemerintah hanya sedikit melatih, lalu memberikan bantuan mesin, kemudian mesin itu mangkrak. Itu harus dihindari,” kritiknya.  (Ferli HS/003)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.