Judul: Understanding Islam in Indonesia: Politics and Diversity
Penulis: Robert Pringle
Penerbit: Editions Didier Millet, Singapura
Tahun Terbit: 2010
Jumlah halaman: 220
“The very diversity of Indonesian Islam, reflecting the complexity of the country itself, makes it hard to label.”
Ketika memberikan catatan terhadap istilah dan ejaan, Robert Pringle dalam buku ini mengatakan bahwa tulisan khusus tentang Islam di Indonesia mungkin sesuatu yang menakutkan bagi mereka yang belum mengetahuinya. Hampir tidak ada yang menggunakan istilah yang sama dengna cara yang sama, dan istilah itu sendiri masih membuka perdebatan. Pringle mencontohkan kata Islamis. Kata ini kerap digunakan dalam bidang politik, merujuk kepada mereka yang percaya dengan ide negara Islam, sebuah ide yang sesungguhnya masih diperdebatkan oleh mereka yang mengusungnya. Kata ini, kata Pringle sangat problematik karena menyiratkan sesuatu yang pejoratif. Lalu bagaimana misalnya dengan Buddhis (Buddhist)?
Sisi itu juga bertaut dengan problem menyebut “Muslim” di Indonesia. Kata Muslim biasanya ditujukan kepada mereka yang beragama Islam. Namun, Muslim juga kerap digunakan dalam kategori politik untuk membedakannya dengana nasionalis atau sekularis, dan mereka kemudian memilih partai Islam.
Diversitas Islam di Indonesia itulah yang menjadi bidikan Pringle. Ia memulai telaahnya tentang Islam di Indonesia dengan mencermati dinamika kehidupan bangsa Indonesia sebelum masuknya Islam. Konversi bangsa Indonesia kepada Islam, menurut Pringle, dimulai dari “atas.” “Islamization presumably began at the top, among diverse panoply of rulers. On the java these rulers were often heirs to a rich and complex civilization,” tulis kata Pringle.
Setelah menelisik kemunculan Islam di Indonesia, Pringle kemudian mendedah sejarah Islam dari zaman kolonial hingga reformasi. Pringle juga menyebut beberapa konflik komunal dan gerakan-gerakan kelompok ekstrimis Islam. Dinamika politik terkini yang melibatkan partai-partai berbasis Islam juga tak lepas dari telaahnya.
Kekuatan keragaman masyarakat Indonesia, kata Pringle diderivasi dari sebuah kombinasi mitologi nasional yang meresap dan mengakar kuat. Mayoritas Muslim Indonesia menyadari hal ini. mereka sadar meski secara teoritis umat Islam itu satu, tetapi prakteknya cukup beragam. Mereka berupaya untuk tetap bersikap toleran tanpa kehilangan jatidirinya.
Buku ini, mungkin lebih tepat untuk dijadikan sebagai peta dalam memahami Islam di Indonesia. Membaca buku Pringle menolong para pemerhati Islam di Indonesia untuk tidak jatuh pada generalisasi. [T-Kh]